NARTI FKM UG

Senin, 06 April 2009

Campak

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir campak dan bintul kulit.
Hepatitis adalah peradangan pada jaringan hati. Salah satu serangan penyakit hepatitis adalah warna mata dan kulit penderita tampak kuning (ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering juga di sebut orang sakit kuning. Ikterik ini disebabkan karena terbendungnya saluran empedu oleh pembekakan jaringan hati.
Poliomyelitis adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh suatu kelompok virus neurutropik ( tipe I, II, III ). Penyakit ini menyerang system saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan total. Penyakit polio hanya dapat menyerang balita dan penyebarannya dari manusia lewat mulut dengan perantara makanan, air dan kotoran.
Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus penyakit campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun 2004 dengan jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai mei dengan jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo 1995).
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat KLB menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%.
Masalah hepatitis B meningkat, prevalensi pengidap di Indonesia tahun 1993 bervariasi antar daerah yang berkisar dari 2,8% - 33,2%. Bila rata – rata 5% penduduk Indonesia adalah carier hepatitis B maka di perkirakan saat ini ada 10 juta orang. Para pengidap ini akan semakin menyebar kemasyarakat luas. Negara dengan tingkat HbsAG>8% dihimbau oleh WHO untuk menyertakan hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Target di tahun 2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B sebesar 50% dari ibu hamil pengidap hepatitis B akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Data epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada penderita hepatitis B (10%) menjurus kepada kronis dan dari kasus yang kronis ini 20%nya menjadi hepatoma, dan kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak terjadi pada anak – anak balita karena respon imun pada mereka belum sepenuhnya berkembang sempurna.
Menurut Prof.Dr.Umar Fahmi, hasil penyelidikan di Kabupaten Lebak provinsi Banten ditemukan kasus AFP yang mengelompok (clustering). Data yang dikumpulkan oleh Tim Pusat (Surveilans dan WHO) menyatakan ditemukan 31 kasus AFP dari 6 kecamatan yaitu Cipanas 17, Sajira 7, Rangkas Bitung 4, Cimarga 4, Sobang 1, dan Warungunung 1. hasil pemeriksaan dari laboratorium Litbangkes Depkes Jakarta bahwa diketahui 2 kasus positif VPL.
Ada beberapa pencegahan yang dapat di lakukan di antaranya adalah memberikan imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat kali sebelum usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit utama anak. Lewat pekan imunisasi nasional semua anak di bawah usia lima tahun di beri dua dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan. Yang dilakukan saat ini untuk mencegah penyakit polio adalah melindungi semua anak dan balita dengan memastikan bahwa mereka memperoleh 2 tetes vaksin polio OPV pada pekan imunisasi nasional pada imunisasi rutin lainnya.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyakit Campak
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi penyakit campak
b. Untuk mengetahui besarnya masalah campak
c. Untuk mengetahui tingkat keganasan campak
d. Untuk mengetahui intensitas vaksin campak
BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang di tandai dengan demam, batuk, konjungtivis (peradangan selaput ikat mata / konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak di gunakan secara meluas. Wabah campak terjadi setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia prasekolah dan anak – anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir campak dan bintul kulit.

B. Besarnya Masalah Campak
Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease ). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.


C. Tingkat Keganasan Campak
Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari ke III-V, kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama
Dalam perjalan penyakit pada campak di tandai dengan tiga periode dengan keluhan yang khas pada seorang penderita :
1. Stadium Pertama
Stadium masa tunas, di perkirakan berlangsung 10 – 12 hari. Pada stadium pertama ini, seorang anak belum memperlihatkan gejala –gejala penyakit tapi virus penyebab sudah berada dalam tubuh penderita.
2. Stadium Prodromal
Pada stdium ini sudah tampak gejala berupa demam salesma, hidung berair, batuk pilek, mata yang merah dan berair (konjungtiva), fotofobia (mata mudah silau) dan sukar menelan.
3. StadiumErupsi
Ditandai dengan gejala khas berupa demam yang tinggi diikuti dengan keluarnya bercak atau bintik warna merah yang khas (koplik spot). Bintik merah ini mula – mula keluar di bagian belakang telinga. Seterusnya, bintik – bintik ini akan menjalar kewajah, leher, dada, perut, kaki hingga merebak keseluruh badan. Ruam kulit merupakan bintik berwarna merah muda, ketika penyakit bertambah berat ruam kulit dapat saling bersambungan dan menunjukkan warna merah tua.

Komplikasi pada anak yang sehat dan gizinya cukup campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak adalah infeksi bakteri, pneumonia, infeksi telinga tengah. Kadang terjadi penurunan trombosit sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan ensefalitis (infeksi otak).
Penyakit campak berakibat buruk terhadap saluran pernafsan dan paru – paru. Pada saluran pernafasan terjadi infeksi pada laring yaitu yang di sebut dengan laryngitis. Pada jaringan paru – paru dapat terjadi radang paru – paru yang di sebut Bronkopneumonia. Jika terjadi laryngitis, anak akan memperlihatkan keluhan sesak nafas, suara mengorok atau suara serak. Keluhan panas badan tetap ada dan dapat menghilang pelan – pelan sejalan dengan penyembuhan penyakit. Peradangan paru – paru pada penyakit campak ini dapat disebabkan langsung oleh virus campak (morbilivirus) atau oleh adanya kuman lainnya. Jika terjadi peradangan paru – paru beberapa penyakit akan muncul.
Gejala – gejala penyakit itu berupa : batuk, sesak nafas yang berat. Anak tampak sangat kesulitan dalam bernafas. Bersamaan dengan munculnya komplikasi terhadap paru – paru ini, keluhan panas badan tetap tinggi. Jika panas badan sangat tinggi, tidak jarang anak yang menderita peradangan paru – paru ini akan mengalami kejang. Dapat di perkirakan apakah peradangan paru – paru disebabkan langsung oleh virus campak atau akibat bakteri lain. Cara yang mudah adalah dengan melihat pola demam sejalan dengan penyembuhan penyakit campak. Sejalan dengan penyembuhan penyakit, panas badan langsung menghilang. Akan tetapi, jika kuman lain sebagai penyebabnya, suhu tubuh tetap tidak turun walaupun tanda – tanda penyakit campak telah menghilang, artinya peradangan paru – paru sebagai infeksi sekunder oleh bakteri lain.

D. Intensitas Vaksin Campak
1. Anak saya sudah diimunisasi Campak pada usia 9 bulan, tapi ketika usia 5 tahun dia mendapat penyakit Campak, kenapa hal ini bisa terjadi ? Vaksinasi yang diberikan pada usia di bawah 1 tahun tidak akan memberikan proteksi yang lama, sehingga harus disusulkan dengan pemberian second opportunity (booster). Di Indonesia anjuran imunisasi Campak adalah pada usia 9 bulan, karena di Indonesia kejadian penyakit Campak masih tinggi, sedangkan kematian lebih banyak terjadi pada anak di bawah 1 tahun, sehingga walaupun tidak memberikan proteksi yang lama, pemberian imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan diharapkan dapat menurunkan angka kematian. Disamping itu, ada beberapa penyakit yang mempunyai gejala mirip dengan penyakit Campak. Sehingga akan lebih baik bila menderita gejala seperti penyakit Campak dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, sebagai diagnosa pasti.
2. Anak saya sudah pernah mendapat penyakit Campak, apakah perlu diimunisasi lagi ? Ada beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dengan penyakit Campak. Bila ada konfirmasi laboratorium bahwa saat itu anak anda menderita penyakit Campak, maka tidak perlu dilakukan imunisasi Campak. Tapi bila anda tidak yakin dengan hal tersebut, sebaiknya tetap dilakukan imunisasi.


Macam Vaksin
Macam vaksin yang digunakan untuk imunisasi:
1. Vaksin yang dilemahkan. Daya infeksi kuman atau virus dilemahkan namun mampu menumbuhkan respon imun. Vaksin ini dapat berasal dari keseluruhan organisme atau bagian dari organisme contoh vaksin polio oral.
2. Vaksin yang telah dimatikan (bakteri, virus atau riketsia). Berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. Respon imun yang timbul lebih lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi ulang, contohnya kolera, pertusis.
3. Vaksin Subunit. Berasal dari bagian organisme misalnya komponen kapsul bakteri (streptococcus pneumoniae). Keuntungan vaksin ini aman diberikan pada anak, menghindari vaksin yang virulen.
4. Vaksin toksoid, dibuat dari bahan toksin bakteri. Meski tidak toksis namun dapat merangsang pembuatan antibodi, contoh vaksin tetanus, dan difteri.
5. Vaksin konyugat. Vaksin polisakarida murni ini kurang imunogenik untuk anak di bawah usia 2 tahun. Untuk meningkatkan imunogenitas, polisakarida dikonyugasikan dengan protein karier.

BAB III
KESIMPULAN
Salah satu penyakit yang sering menyerang anak – anak adalah campak. Campak merupakan penyakit yang mudah menular. Campak di sebabkan pelh virus yang di sebut paramyxovirus. Virus ini memasuki tubuh melalui saluran pernafasan bagian atas. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui udara. Virus campak mudah menyerang anak dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Daya tahan tubuh anak yang lemah dan kondisi tubuh kekurangan gizi menyebabkan anak – anak mudah terserang campak. Inkubasi virus penyebab campak kedalam tubuh terjadi dalam waktu 10 – 14 hari. Gejala – gejala penyakit ini akan tampak setelah inkubasi virus tersebut.
Gejala – gejala campak antara lain :
· Demam dan menggigil, hidung dan mata berair
· Batuk – batuk
· Perasaan lemah dan lelah
· Sensitif terhadap cahaya
· Nafsu makan turun
· Konjungtivitis (mata membengkak)
· Suara parau
· Setelah tiga hari, ruam – ruam besar berwarna kelihatan di kulit muka, leher dan juga pada selaput lendir mulut. Ruam ini menyebabkan rasa gatal kulit.
· Dalam keadaan parah, suhu badan naik sampai 40% celcius atau lebih sehingga penderita merasa sakit.

Campak sangat mudah tertular sewaktu periode prodormal. Pada akhir dari fase prodormla terdapat bintik yang di sebut dengan bintik koplik. Bintik kecil, biru kecokelatan yang di lingkari warna merah. Kelihatan di dalam mulut pada pipi yang berlawanan dengan geraham dan kadang – kadang terjadi perdarahan. Sesudah 3 hari erbentuk bintik koplik, temperatur badan mulai meningkat, bintik mulai menghilang dan timbul ruam yang gatal. Ruam ini mulai dari kecil, rata pada bagian belakang telinga, leher dan pipi. Dari ukuran kecil ruam akan membesar berwarna merah dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Kondisi tersebut membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Untuk mencegah penyakit campak sebaiknya pada usia tertentu, anak diberikan vaksinasi anticampak. Vaksinasi anti campak biasanya di berikan pada waktu bayi berumur 9 bulan dan cukup satu kali saja.
Selain melakukan vaksinasi anticampak, untuk mencegah terjadinya penyakit campak sebaiknya adalah hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, pakaian dan badan. Linkungan buruk dengan sanitasi rendah merupakan sumber penyakit dan mempermudah penularannnya.
Penyakit campak menyerang tubuh dengan kondisi kurang gizi. Kekurangan gizi menyebabkan metabolisme tubuh terganggu pertumbuhan dan perkembangan terhambat, sistem imunitas tubuh pun merupakan sistem penangkal kuman penyakit yang memasuki tubuh juga menyebabkan tubuh tidak dapat merespons untuk membentuk antibody yang akan menangkis serangan kuman penyakit. Oleh karena itu kita perlu menjaga mutu makanan yang kita konsumsi.

A. Saran
Diharapkan kepada instansi terkait untuk dapat mencegah peningkatan prevalensi penyakit campak, khususnya di daerah Gorontalo.



DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Demam_Campak - 29k
www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/ - 63k
www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1596&Itemid=2 - 30k

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda