NARTI FKM UG

Senin, 06 April 2009

Aplikom

SISTEM OPERASI LINUX

KELEBIHAN LINUX

Linux adalah sistem yang Open Source
Freeware yaitu software yang bersifat free tanpa ada tuntutan dari hak cipta
Minimal hardware yaitu tidak begitu membutuhkan hardware yang terlalu besar kapasitasnya maupun biayanya.
Stabilitas yaitu stabil digunakan sebagai apa saja, baik Server maupun Client
Shared Libraries tidak merusak sistem lainnya jika di install dengan versi yang lainnya. Sistem yang digunakan dapat berjalan seperti biasanya.
Kebal virus tidak terserang virus apapun seperti yang terjadi pada Windows
Dapat menggunakan TCP/IP
Mendukung File System 32 Bit
Multi User
dapat menggunakan User yang sama berulang kali tanpa harus menutup sesi yang sebelumnya di buka.
Multitasking memungkinkan mengakses data secara bersamaan tanpa terjadinya hang pada komputer.
Pemanfaatan memory secara optimal dengan membuat virtual memory
Login User tanpa batas
Mendukung 34 madan Akses Sistem File yang berbeda
Menyediakan Emulator
Partition Mounting yaitu dapat membagi partisi seperti MS Windows
Linux dilengkapi juga dengan Proxy Server Local yang biasa digunakan oleh ISP dan juga kampus-kampus di seluruh dunia
Dapat digunakan sebagai Web Server
Dapat digunakan sebagai FTP Server
Dilengkapi dengan Firewall
Shell Programmable
menyediakan semua Program dan aplikasi networking yang di butuhkan dalan satu CD

KELEMAHAN

Sistem operasi yang digunakan sama sekali berbeda dengan Windows sehingga perlu waktu dan tenaga untuk belajar menggunakannya.
Penggunaan WYSYWYG (What You See is What You Get) belum bisa secara menyeluruh, sehingga diperlikan trik tersendiri untuk menggunakannya.
Sulit bagi pengguna awam untuk beradaptasiAnda telah menggunakan MS Windows sejak tahun 1995 hingga kini? Maka Anda akan mengalami kesulitan saat mengoperasikan Linux. File System, Hirarki File, Hak Akses, Format File-nya sangat berbeda dengan MS Windows
Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux.
Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Linux, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu package yang dibutuhkan beserta dependencies-nya.
Linux yang paling dirasa adalah masih belumbanyaknya game-gamebesar yang bersedia dijalankan pada platform Linux.Orang-orang sepertinya juga alergi terhadap sistem operasi ini karenamasih berpikir Linux adalah sistem operasi yang sulit, tidak mempunyaitampilan grafis, dan tidak gaul. Belum lagi, beberapa hardware yangsepertinya sulit untuk menyediakan driveruntuk Linux. Tentunya, ini menjadi tugas berat bagi para pengembangkernel Linux, agar sistem operasi ini dapat berjalan dengan fleksibel(seperti yang telah terjadi sekarang ini).

Flu Burung

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor ).
Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.
Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat yaitu:
· Definisi Penyakit Flu Burung,
· Epidemiologi Penyakit Flu Burung,
· Etiologi Penyakit Flu Burung,
· Patofisiologi Penyakit Flu Burung, dan
· Pencegahan Penyakit Flu Burung

C. Tujuan.
Penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang:
· Definisi Penyakit Flu Burung,
· Epidemiologi Penyakit Flu Burung,
· Etiologi Penyakit Flu Burung,
· Patofisiologi Penyakit Flu Burung, dan
· Pencegahan Penyakit Flu Burung


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.

B. Epidemiologi
Penyebaran Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: . Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung.
§ Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian.
§ Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A(H5N1) dan satu orang meninggal..
§ Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.
§ Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand , 14 di Vietnam )
29 Agustus 2003: Muncul penyakit yang mematikan di peternakan ayam di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Setelah itu menyebar di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
23 Oktober 2003: Deptan mengonfirmasi wabah itu sebagai virus tetelo dengan jenis vilogenik viserotropik berdasarkan pengujian beberapa lembaga dan laboratorium.
28 Oktober 2003: Otoritas Agrifood and Veterinary Authority (AVA) Singapura telah melarang sementara impor burung dan unggas lainnya dari Indonesia karena adanya informasi wabah penyakit flu burung di beberapa daerah.
19 November 2003: Dua sumber independen yang layak dipercaya di Indonesia telah mengirim informasi adanya wabah flu burung ke International Society for Infectious Diseases (ISID). Mereka mengabarkan, wabah tersebut telah terjadi di Jawa Barat dan Sumatera.
22 Desember 2003: Pusat Informasi Unggas Indonesia (Pinsar) menyebutkan adanya keikutsertaan flu burung dalam wabah tetelo yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Virus tersebut tidak hanya diisolasi, tetapi sudah diidentifikasi melalui berbagai metode diagnostik. Pinsar menyarankan virus flu burung yang ditemukan sebaiknya dikirim ke laboratorium rujukan internasional di Australia, Inggris, Jerman, atau Amerika Serikat.
15 Januari 2004: Sebuah tim yang terdiri atas Kepala Badan Karantina dan Direktur Kesehatan Hewan pergi ke Cina sekitar enam hari untuk mempelajari kasus flu burung, termasuk pengadaan vaksin.
21 Januari 2004: Dirjen Bina Produksi Peternakan menginformasikan bahwa pemerintah menunjuk PT Bio Farma untuk mengimpor vaksin flu burung dengan jenis patogenitas rendah.
24 Januari 2004: Ketua I Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) CA Nidom mengumumkan, dari identifikasi DNA dengan sampel 100 ayam yang diambil dari daerah wabah diketahui positif telah berjangkit flu burung.
25 Januari 2004: Deptan mengumumkan secara resmi kasus avian influenza terjadi di Indonesia, namun belum ditemukan korban manusia akibat wabah tersebut.

C. Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Kedua huruf ini digunakan sebagai identifika si kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 °C dan lebih dari 30 hari pada 0 °C. Virus akan mati pada pemanasan 60 °C selama 30 menit atau 56 °C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin.

D. Patofisiologi
Gejala
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
1. Gejala pada unggas
§ Jengger berwarna biru
§ Borok di kaki
§ Kematian mendadak
2. Gejala pada manusia
§ Demam (suhu badan diatas 38 °C)
§ Batuk dan nyeri tenggorokan
§ Radang saluran pernapasan atas
§ Pneumonia
§ Infeksi mata
§ Nyeri otot
Masa Inkubasi
1. Pada Unggas : 1 minggu
2. Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia , melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya. Media penularan ini dapat terjadi akibat transmisi (perpindahan) unggas yang terkena virus H5N1 dari daerah yang sudah terkena ke daerah yang belum terkena. Selain itu, terpaparnya manusia dengan penyakit ini, selain karena kontaminasi langsung dengan unggas, daya tahan tubuh juga memegang peranan penting. Semakin baik daya tahan tubuh seseorang, semakin kecil kemungkinan terkena penyakit ini, begitu pula sebaliknya. Selain daya tahan tubuh, pola makan dan pola hidup yang bersih dan sehat juga mendukung dalam pencegahan keterpaparan penyakit ini meskipun dari data resmi menunjukkan, tak ada produk olahan dari daging ayam yang masuk dari Vietnam dan Thailand sebagai wilayah yang paling parah terkena dampak flu burung yang menunjukkan tidak adanya pengaruh pola makan. Bibit penyakit flu burung yang ditemukan di Jatim dan beberapa daerah di Indonesia itu akan berbahaya apabila menempel atau melakukan assortan kepada bebek dan babi. Di daerah Mijosari, Kabupaten Mojokerto, Jatim, telah ditemukan beberapa kematian pada bebek akibat terserang penyakit flu burung. Saat ini tim dokter hewan Unair sedang meneliti dengan mengambil sampel lima bebek yang mati itu.
Penyakit flu burung memiliki mata rantai penularan dari ayam, bebek, ke babi, baru kemudian menular kepada manusia. Penularannya kepada manusia lebih cepat apabila melalui babi karena ketika penyakit itu masuk ke tubuh babi, virus bisa berubah menjadi ganas atau melemah.
Pencegahan
1. Pada Unggas:
§ Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung.
§ Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia :
§ Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
ü Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
ü Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
ü Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
ü Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
ü Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
ü Imunisasi.
§ Masyarakat umum
ü Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
ü Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
Þ Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit padatubuhnya)
Þ Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5 menit.

F. Pengobatan
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis . Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1. 2. Tingkat kematian flu burung tinggi (CFR 76%) tetapi di Indonesia belum ditemukan adanya kasus pada manusia. 3. Perlu kewaspadaan pada kelompok berisiko tinggi (pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya), dengan memperhatikan cara pencegahan. Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
Gejala pada unggas
§ Jengger berwarna biru, Borok di kaki, dan Kematian mendadak
Gejala pada manusia
§ Demam (suhu badan diatas 38 °C), Batuk dan nyeri tenggorokan, Radang saluran pernapasan atas, Pneumonia, Infeksi mata, dan Nyeri otot
Untuk pencegahan, Pada Unggas dilakukan: Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung, dan Vaksinasi pada unggas yang sehat; Pada Manusia : Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja, Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung, Menggunakan alat pelindung diri. (contoh: masker dan pakaian kerja), Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja, Membersihkan kotoran unggas setiap hari, Imunisasi, Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup, dan Mengolah unggas dengan cara yang benar.

B. Saran
Perlu adanya penyuluhan/promosi kepada masyarakat tentang penyakit flu burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk unggas namun harus tetap waspada

Campak

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir campak dan bintul kulit.
Hepatitis adalah peradangan pada jaringan hati. Salah satu serangan penyakit hepatitis adalah warna mata dan kulit penderita tampak kuning (ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering juga di sebut orang sakit kuning. Ikterik ini disebabkan karena terbendungnya saluran empedu oleh pembekakan jaringan hati.
Poliomyelitis adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh suatu kelompok virus neurutropik ( tipe I, II, III ). Penyakit ini menyerang system saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan total. Penyakit polio hanya dapat menyerang balita dan penyebarannya dari manusia lewat mulut dengan perantara makanan, air dan kotoran.
Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus penyakit campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun 2004 dengan jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai mei dengan jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo 1995).
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat KLB menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%.
Masalah hepatitis B meningkat, prevalensi pengidap di Indonesia tahun 1993 bervariasi antar daerah yang berkisar dari 2,8% - 33,2%. Bila rata – rata 5% penduduk Indonesia adalah carier hepatitis B maka di perkirakan saat ini ada 10 juta orang. Para pengidap ini akan semakin menyebar kemasyarakat luas. Negara dengan tingkat HbsAG>8% dihimbau oleh WHO untuk menyertakan hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Target di tahun 2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B sebesar 50% dari ibu hamil pengidap hepatitis B akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Data epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada penderita hepatitis B (10%) menjurus kepada kronis dan dari kasus yang kronis ini 20%nya menjadi hepatoma, dan kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak terjadi pada anak – anak balita karena respon imun pada mereka belum sepenuhnya berkembang sempurna.
Menurut Prof.Dr.Umar Fahmi, hasil penyelidikan di Kabupaten Lebak provinsi Banten ditemukan kasus AFP yang mengelompok (clustering). Data yang dikumpulkan oleh Tim Pusat (Surveilans dan WHO) menyatakan ditemukan 31 kasus AFP dari 6 kecamatan yaitu Cipanas 17, Sajira 7, Rangkas Bitung 4, Cimarga 4, Sobang 1, dan Warungunung 1. hasil pemeriksaan dari laboratorium Litbangkes Depkes Jakarta bahwa diketahui 2 kasus positif VPL.
Ada beberapa pencegahan yang dapat di lakukan di antaranya adalah memberikan imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat kali sebelum usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit utama anak. Lewat pekan imunisasi nasional semua anak di bawah usia lima tahun di beri dua dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan. Yang dilakukan saat ini untuk mencegah penyakit polio adalah melindungi semua anak dan balita dengan memastikan bahwa mereka memperoleh 2 tetes vaksin polio OPV pada pekan imunisasi nasional pada imunisasi rutin lainnya.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyakit Campak
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi penyakit campak
b. Untuk mengetahui besarnya masalah campak
c. Untuk mengetahui tingkat keganasan campak
d. Untuk mengetahui intensitas vaksin campak
BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang di tandai dengan demam, batuk, konjungtivis (peradangan selaput ikat mata / konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak di gunakan secara meluas. Wabah campak terjadi setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia prasekolah dan anak – anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir campak dan bintul kulit.

B. Besarnya Masalah Campak
Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease ). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.


C. Tingkat Keganasan Campak
Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari ke III-V, kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama
Dalam perjalan penyakit pada campak di tandai dengan tiga periode dengan keluhan yang khas pada seorang penderita :
1. Stadium Pertama
Stadium masa tunas, di perkirakan berlangsung 10 – 12 hari. Pada stadium pertama ini, seorang anak belum memperlihatkan gejala –gejala penyakit tapi virus penyebab sudah berada dalam tubuh penderita.
2. Stadium Prodromal
Pada stdium ini sudah tampak gejala berupa demam salesma, hidung berair, batuk pilek, mata yang merah dan berair (konjungtiva), fotofobia (mata mudah silau) dan sukar menelan.
3. StadiumErupsi
Ditandai dengan gejala khas berupa demam yang tinggi diikuti dengan keluarnya bercak atau bintik warna merah yang khas (koplik spot). Bintik merah ini mula – mula keluar di bagian belakang telinga. Seterusnya, bintik – bintik ini akan menjalar kewajah, leher, dada, perut, kaki hingga merebak keseluruh badan. Ruam kulit merupakan bintik berwarna merah muda, ketika penyakit bertambah berat ruam kulit dapat saling bersambungan dan menunjukkan warna merah tua.

Komplikasi pada anak yang sehat dan gizinya cukup campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak adalah infeksi bakteri, pneumonia, infeksi telinga tengah. Kadang terjadi penurunan trombosit sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan ensefalitis (infeksi otak).
Penyakit campak berakibat buruk terhadap saluran pernafsan dan paru – paru. Pada saluran pernafasan terjadi infeksi pada laring yaitu yang di sebut dengan laryngitis. Pada jaringan paru – paru dapat terjadi radang paru – paru yang di sebut Bronkopneumonia. Jika terjadi laryngitis, anak akan memperlihatkan keluhan sesak nafas, suara mengorok atau suara serak. Keluhan panas badan tetap ada dan dapat menghilang pelan – pelan sejalan dengan penyembuhan penyakit. Peradangan paru – paru pada penyakit campak ini dapat disebabkan langsung oleh virus campak (morbilivirus) atau oleh adanya kuman lainnya. Jika terjadi peradangan paru – paru beberapa penyakit akan muncul.
Gejala – gejala penyakit itu berupa : batuk, sesak nafas yang berat. Anak tampak sangat kesulitan dalam bernafas. Bersamaan dengan munculnya komplikasi terhadap paru – paru ini, keluhan panas badan tetap tinggi. Jika panas badan sangat tinggi, tidak jarang anak yang menderita peradangan paru – paru ini akan mengalami kejang. Dapat di perkirakan apakah peradangan paru – paru disebabkan langsung oleh virus campak atau akibat bakteri lain. Cara yang mudah adalah dengan melihat pola demam sejalan dengan penyembuhan penyakit campak. Sejalan dengan penyembuhan penyakit, panas badan langsung menghilang. Akan tetapi, jika kuman lain sebagai penyebabnya, suhu tubuh tetap tidak turun walaupun tanda – tanda penyakit campak telah menghilang, artinya peradangan paru – paru sebagai infeksi sekunder oleh bakteri lain.

D. Intensitas Vaksin Campak
1. Anak saya sudah diimunisasi Campak pada usia 9 bulan, tapi ketika usia 5 tahun dia mendapat penyakit Campak, kenapa hal ini bisa terjadi ? Vaksinasi yang diberikan pada usia di bawah 1 tahun tidak akan memberikan proteksi yang lama, sehingga harus disusulkan dengan pemberian second opportunity (booster). Di Indonesia anjuran imunisasi Campak adalah pada usia 9 bulan, karena di Indonesia kejadian penyakit Campak masih tinggi, sedangkan kematian lebih banyak terjadi pada anak di bawah 1 tahun, sehingga walaupun tidak memberikan proteksi yang lama, pemberian imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan diharapkan dapat menurunkan angka kematian. Disamping itu, ada beberapa penyakit yang mempunyai gejala mirip dengan penyakit Campak. Sehingga akan lebih baik bila menderita gejala seperti penyakit Campak dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, sebagai diagnosa pasti.
2. Anak saya sudah pernah mendapat penyakit Campak, apakah perlu diimunisasi lagi ? Ada beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dengan penyakit Campak. Bila ada konfirmasi laboratorium bahwa saat itu anak anda menderita penyakit Campak, maka tidak perlu dilakukan imunisasi Campak. Tapi bila anda tidak yakin dengan hal tersebut, sebaiknya tetap dilakukan imunisasi.


Macam Vaksin
Macam vaksin yang digunakan untuk imunisasi:
1. Vaksin yang dilemahkan. Daya infeksi kuman atau virus dilemahkan namun mampu menumbuhkan respon imun. Vaksin ini dapat berasal dari keseluruhan organisme atau bagian dari organisme contoh vaksin polio oral.
2. Vaksin yang telah dimatikan (bakteri, virus atau riketsia). Berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. Respon imun yang timbul lebih lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi ulang, contohnya kolera, pertusis.
3. Vaksin Subunit. Berasal dari bagian organisme misalnya komponen kapsul bakteri (streptococcus pneumoniae). Keuntungan vaksin ini aman diberikan pada anak, menghindari vaksin yang virulen.
4. Vaksin toksoid, dibuat dari bahan toksin bakteri. Meski tidak toksis namun dapat merangsang pembuatan antibodi, contoh vaksin tetanus, dan difteri.
5. Vaksin konyugat. Vaksin polisakarida murni ini kurang imunogenik untuk anak di bawah usia 2 tahun. Untuk meningkatkan imunogenitas, polisakarida dikonyugasikan dengan protein karier.

BAB III
KESIMPULAN
Salah satu penyakit yang sering menyerang anak – anak adalah campak. Campak merupakan penyakit yang mudah menular. Campak di sebabkan pelh virus yang di sebut paramyxovirus. Virus ini memasuki tubuh melalui saluran pernafasan bagian atas. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui udara. Virus campak mudah menyerang anak dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Daya tahan tubuh anak yang lemah dan kondisi tubuh kekurangan gizi menyebabkan anak – anak mudah terserang campak. Inkubasi virus penyebab campak kedalam tubuh terjadi dalam waktu 10 – 14 hari. Gejala – gejala penyakit ini akan tampak setelah inkubasi virus tersebut.
Gejala – gejala campak antara lain :
· Demam dan menggigil, hidung dan mata berair
· Batuk – batuk
· Perasaan lemah dan lelah
· Sensitif terhadap cahaya
· Nafsu makan turun
· Konjungtivitis (mata membengkak)
· Suara parau
· Setelah tiga hari, ruam – ruam besar berwarna kelihatan di kulit muka, leher dan juga pada selaput lendir mulut. Ruam ini menyebabkan rasa gatal kulit.
· Dalam keadaan parah, suhu badan naik sampai 40% celcius atau lebih sehingga penderita merasa sakit.

Campak sangat mudah tertular sewaktu periode prodormal. Pada akhir dari fase prodormla terdapat bintik yang di sebut dengan bintik koplik. Bintik kecil, biru kecokelatan yang di lingkari warna merah. Kelihatan di dalam mulut pada pipi yang berlawanan dengan geraham dan kadang – kadang terjadi perdarahan. Sesudah 3 hari erbentuk bintik koplik, temperatur badan mulai meningkat, bintik mulai menghilang dan timbul ruam yang gatal. Ruam ini mulai dari kecil, rata pada bagian belakang telinga, leher dan pipi. Dari ukuran kecil ruam akan membesar berwarna merah dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Kondisi tersebut membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Untuk mencegah penyakit campak sebaiknya pada usia tertentu, anak diberikan vaksinasi anticampak. Vaksinasi anti campak biasanya di berikan pada waktu bayi berumur 9 bulan dan cukup satu kali saja.
Selain melakukan vaksinasi anticampak, untuk mencegah terjadinya penyakit campak sebaiknya adalah hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, pakaian dan badan. Linkungan buruk dengan sanitasi rendah merupakan sumber penyakit dan mempermudah penularannnya.
Penyakit campak menyerang tubuh dengan kondisi kurang gizi. Kekurangan gizi menyebabkan metabolisme tubuh terganggu pertumbuhan dan perkembangan terhambat, sistem imunitas tubuh pun merupakan sistem penangkal kuman penyakit yang memasuki tubuh juga menyebabkan tubuh tidak dapat merespons untuk membentuk antibody yang akan menangkis serangan kuman penyakit. Oleh karena itu kita perlu menjaga mutu makanan yang kita konsumsi.

A. Saran
Diharapkan kepada instansi terkait untuk dapat mencegah peningkatan prevalensi penyakit campak, khususnya di daerah Gorontalo.



DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Demam_Campak - 29k
www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/ - 63k
www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1596&Itemid=2 - 30k